Sabtu, 01 November 2014

SINDIKAT BACA, ATAS ANGIN DAN MEMBACA PUISI



Sumpah Pemuda.
Rumah baca sibuk menyumpahi hari itu sebagai bentuk kesepakatan.
Biar kuingat tanggal mainnya, catat baik-baik di kepalamu "28 Oktober 2014" dan apa yang terjadi?





Membaca Puisi dan pentas segala rupa telah di helat.
Begitu khidmat, begitu nikmat.
Dan kebersamaan dan bersitegang dan lepas kenang.

Seandainya kau ada disana kawan,
mungkin bisa kau jadi saksi akan datangnya seorang penting seperti:
Heri Hendrayana Haris dan pemuda-pemuda lain yang sama pentingnya.

Kau akan mendengar gumam puisi, senandung patah hati, tawa sorak sorai, riuh gaduh dan tabuh.
Kau akan bisa membeda antara Timur dan Tulus yang sama-sama ber-BUDI dan kau akan banyak mengenang tentang malam dimana mendung urung berkunjung.

Aku tidak bisa menulis banyak. Juga tak pandai bercerita ulang, tapi aku bisa mengarang kata. Hanya saja kejadian nyata bukan hal yang patut untuk dikarang. Jadi, sekelumit ini semoga bisa mengingatkan lagi tentang yang telah terjadi. Tentang kunjungan Gol A Gong, tentang Timur Budi Raja, tentangmu, aku, kita dan BACA!.
Salam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar