Berkencan. Adalah hal yang
paling menyenangkan yang akan selalu kita lakukan dengan senang hati ketika
jatuh cinta. Tanpa dipaksa dan tanpa terpaksa. Aneh memang bila perjalanan kali
ini harus saya ibaratkan seperti kencan jama’ah yang asyik dan menyenangkan. Sekali lagi, ya tanpa dipaksa, tanpa terpaksa
dan bahkan saling sepakat, se-iya, se-kata, se-tujuan, SURABAYA!
Adalah hari Selasa yang menjadi hari beruntung
kala itu. Rona merah pada kalender bertuliskan nomor 14 seakan turut meronakan
pipi hingga tampak lebih sumringah. Mari saya kenalkan pasukan kencan jama’ah
yang beruntung masuk dalam daftar manusia unforgettable
pada moment itu!. Jadi pasukan kali ini berada dalam naungan bapak kita Mas
Nanang yang dengan segenap jiwa raga, cinta dan kasihnya telah bersedia dengan
suka rela mengamini terlaksanya agenda kencan jama’ah ini. Mohamad Tohir,
Olivia, Vera, Bambang, Faisol, Tulus, Apip, Ashree, Wulan, Faiz, Rifa’i, Danial
dan Shinta Ar adalah anak dari buah kasihnya bersama Sindikat Baca yang
kemudian bernama Atas Angin.
Arah adalah apa yang telah kami yakini sebagai penuntun
menuju tempat sampai. Tempat dimana muara ilmu membuat jauhnya setapak kian
rekat dan mendekat. Sedangkan janji adalah sisi lain dari harapan akan hidup
yang terkadang jenuh dalam penantian tak berarti. Pagi yang sumringah. Beberapa
berlomba untuk melaju lebih awal, sebagian lagi masih bermanja dalam tugas di
medan perang. Ah, sok sibuk!. Tapi biarlah, asal mereka saling berjanji akan
tiba disana, di Surabaya tempat dimana seorang turut berjanji untuk menanti. Seorang
selaksa dewa sakral yang kadang disadari atau tidak, ketiadaannya tetap ada
walau jauh. Karena kami ”KELUARGA”.
Ke Surabaya, apa yang kau cari?
Bukan kekasih, bukan sanak
pinak, bukan pula hewan ternak. Yang kami cari adalah lembaran harta karun di
tempat paling umum namun selaksa makam nabi bagi pengunjungnya. Begitu penting!
Disanalah kami kala itu, di Kampoeng Ilmu. Saya akan catat nama jalannya agar saya pun kalian nanti akan mampu kesana sekali lagi atau berkali-kali lagi untuk bisa menyimpan janji kencan berikutnya di tempat paling romantis bagi mereka yang berjiwa puitis.
Jadi apa yang kami lakukan disana?
Jawabannya *Ya mencari kekasih baru,
kekasih mata yang kesannya melekat dijiwa. Apalagi kalau bukan buku, buku dan
buku? Ah.. sungguh tidak ada yang bisa lebih menggiurkan dan menggetarkan
jiwa-jiwa sastrais seperti kami selain dongeng-dongeng manis karya penulis yang
kadang menggemaskan, kadang memilukan atau bahkan kadang membuat kami merasa
lebih dungu dari sebelumnya. Bahwa hidup ini luas dan kami belum pantas untuk
lekas berpuas. Selagi buku itu bertumpuk dan kami belum menjamah, berarti masih
ada yang terlewat, yang kami lewati, yang belum kami ketahui, tentang hal.
Petra Togamas, beroperasi di Jalan Pucang Anom Timur
No. 5, Surabaya. Adalah tempat kami
bernyawa selanjutnya. Bernyawa? Memangnya apa yang sudah kami lakukan? Oh ya
ampun.. jangan lupa ya, kami sedang berkencan. Bertemu dengan kekasih, berolahraga memompa darah, menyehatkan jantung agar selaku bernyawa. Bernyawa di sesi Kencan Jama’ah!
Jadi,
KE SURABAYA, APA YANG KAU CARI?
Ya Cari Buku!!!