Jumat, 07 Maret 2014

Lain Kali Kita Akan Bersua//


Sudah berjalan sejauh ini/ rupanya// Dan banyak yang kukemas dipeti mati/ berdebu// Lain kali akan kubuka tutupnya/ sebagai pengingat bahwa disana pernah kutimbun masalalu emas/ dan ulat darat yang menggeliat// Adalah suatu anugrah ketika kita saling berkenal/ berjabat tangan/ berjalan bersama/ hingga akhirnya berpisah// 

Sudah berapa lama kita berpisah?/ atau kau baru selesai berkemas dan hendak terburu pergi?/ atau bahkan kau masih ingin tinggal disini?// Oh.. duduklah/ mari berbincang apapun tentang/ tentang aku yang telah jadi apa/ atau kau yang akan jadi apa//

Sejak berkenal denganmu/ dan dengan siapapun yang berhasil kukenal/ aku selalu saja harus bersiap patah hati// Aku benci patah hati jika itu artinya apa yang dulu begitu berarti/ mendadak menjadi tiada arti// Setelah kita saling kenal/ dan berpisah/ kau akan berubah pandang// Aku akan jadi siapamu yang kau nomor sekiankan/ sekalipun dulu pernah kau nomor satukan// Pun aku/ mungkin kan begitu//

Jadi mengapa kita berpisah?/ harus berpisah/ dan tidak se-tuju?// Apa tidak bisa kita saling bersama?// Oh..berhentilah membuatku cemburu/ perlukah kiranya kau berkawan dengan yang baru?/ tidak bisakah hanya cukup berkawan denganku?// 

Kau adalah sebagian dari sebagianku yang lain/ aku adalah siapamu dari siapamu yang lain/ kita adalah pion catur yang menggemaskan/ dan aku kalah/ atau kau yang kalah/ atau remis// Setiap langkah adalah apa yang kita pikir paling jitu namun tetap saja mampu diburu// Jika SKAK MAT adalah harga mati/ semoga apa yang telah terjadi/ tidak perlu kau kemas dengan berat hati// 

Lain kali kita akan bersua// Kita akan bersua/ Kita akan bersua//