 |
Doc. Burhanuddin Joe |
Bojonegoro smangat berbenah
Bojonegoro tak henti berkarya
Bojonegoro semua pasti suka
Bojonegoro matoh...
(Penggalan lirik Bojonegoro Matoh - Kang Yoto)
Tahun ini, dunia
seni budaya Bojonegoro penuh warna. Sempat dirundung kabar duka di akhir April dengan
meninggalnya salah satu seniman terbaik, almarhum KGPHH Masnoen yang merupakan
pelestari budaya Sandur Bojonegoro sekaligus pegiat seni yang banyak mencetak
generasi seniman di Sanggar Laboraturium Sayap Jendela, bulan ini duka tersebut
terselimuti prestasi membanggakan. Sosok eyang J.F.X Hoery, budayawan ternama yang
aktif pada forum PSJB (Pamarsudi Sastra Jawi Bojonegoro) kembali menerima
penghargaan langsung dari Gubernur Jawa Timur sebagai Pelestari Budaya dalam
kesempatan upacara Hari Jadi Provinsi Jawa Timur ke-70 pada Senin, 12 Oktober
2015. Sebelumnya, eyang Hoery yang mansyur dengan ratusan karya sastra Jawanya
baik berupa cerkak (cerita pendek) dan geguritan (puisi) ini pernah pula meraih
penghargaan bergengsi sastra daerah, Rancage di tahun 2004. Dua sosok seniman
sekaligus budayawan ini adalah contoh krontributor nyata yang bergerak
berdasarkan kecintaannya untuk melestarikan budaya seni dan sastra Bojonegoro.
Bojonegoro!!
Daerah ini
terkenal dengan begitu banyak potensi yang dimilikinya. Potensi sumber daya
minyak Gayam-Wonocolo, hasil panen bawang merah Kedungadem, wisata alam Khayangan
Api, Waduk Pacal, Kebun Belimbing termasuk juga potensi Batik Bojonegoro.
Namun, diantara potensi-potensi tersebut, adat budaya adalah salah satu potensi
yang perlu mendapat perhatian khusus dalam pengembangannya untuk dapat
mengantar Bojonegoro lebih terkenal tidak hanya di kancah daerah tapi bahkan
kancah dunia. Budaya hidup sehat, tertib lalu lintas, peduli lingkungan, gotong
royong, sopan santun adalah beberapa contoh budaya yang hendaknya memang
disadari secara personal oleh masyarakat. Sedangkan budaya yang perlu
dilestarikan dengan cara saling bersinergi antar lapisan masyarakat untuk dapat
mencapai tujuan go nasional atau
bahkan go internasional diantaranya
adalah budaya Bojonegoro membaca,
bersastra dan berkesenian!.
Budaya baca yang
berkaitan erat dengan dunia sastra di Bojonegoro banyak disuarakan oleh
berbagai pihak baik secara perseorangan maupun dalam bentuk satuan komunitas.
Beberapa LSM yang bergerak di bidang literasi juga kian banyak bermunculan.
Sebut saja Sindikat Baca, Lesung, Atas Angin, Langit Tobo, Sinergi dan masih
banyak lagi komunitas literasi lainnya yang begitu aktif melestarikan budaya
ini. Pada umumnya, sasaran komunitas ini adalah untuk melestarikan budaya baca
dalam cakupan lingkungan setempat. Hal ini perlu karena membaca adalah standart
umum bagi manusia untuk memperluas wawasan yang otomatis berpengaruh pada
kemajuan pola pikir terlebih dalam menghadapi persaingan di era modern yang
serba canggih. Kebiasaan membaca biasanya akan berlanjut pada kegemaran seseorang
untuk menulis. Menulis. Ya, menulis apa saja termasuk pendapat, ide, gagasan
pemikiran, saran, kritik dan berbagai hal positif lainnya yang banyak
diperlukan baik untuk kemajuan dirinya sendiri, kelompok atau bahkan masyarakat
luas.
 |
Doc. Shinta Ar |
Dilain sisi,
budaya seni juga mendapat tempat tersendiri dalam tatanan masyarakat
Bojonegoro. Seni dianggap tidak hanya bersifat sebagai hiburan namun juga
penyeimbang jiwa. Sayap Jendela merupakan salah satu wadah yang banyak mencetak
generasi dengan berbagai macam jenis keahlian seni mulai dari teater,
menggambar, memahat, musik, tari hingga fotografi. Pementasan teater, pameran
karya dan tampilan musik dalam komunitas ini biasanya diagendakan dalam MLSJ
(Malam Laboraturium Sayap Jendela). Beriringan dengan itu, ada juga jenis
kesenian lain yang masih dijaga kelestariannya oleh masyarakat Bojonegoro
seperti Tayuban, Sandur, Jaranan, Oklik dan musik keroncong. Pentas komunitas
keroncong yang ada di Bojonegoro sendiri dapat dinikmati secara gratis di
tribun alun-alun Bojonegoro di waktu-waktu tertentu. Dalam perjalanannya,
komunitas keroncong Bojonegoro telah sukses mengadakan parade keroncong
nusantara bersama komunitas keroncong lain dari beberapa daerah seperti Surabaya,
Rembang, Tuban dan Jatirogo pada Sabtu, 10 Oktober 2015 lalu.
 |
Sandur Kembang Desa Bojonegoro (Doc. Qodri R) |
 |
OKB (Orkes Keroncong Baru) -Doc. Shinta Ar- |
 |
Kesenian Oklik Bojonegoro (Doc. Qodri R.) |
 |
Pameran Seni MLSJ (Doc. Shinta Ar) |
Saat ini budaya membaca
dan berkesenian yang ada di Bojonegoro tengah berkembang dalam balutan Purnama
Sastra. Purnama Sastra adalah wadah eksplorasi ekspresi bagi penikmat seni dan
sastra untuk menunjukkan kebolehannya baik dalam pembacaan puisi, cerpen,
teater bahkan tampilan musik. Kegiatan ini sempat menjadi ajang dialog seni
budaya pada Februari 2015 lalu, dengan menghadirkan beberapa tokoh masyarakat
diantaranya bapak Bupati Bojonegoro Drs. H. Suyoto, M.Si, Komisi III DPRI RI,
Remy Sylado dan seniman sekaligus wartawan, Bapak Yusuf yang kini aktif
berkegiatan di Jakarta. Selain itu, agenda Festival Bengawan Bojonegoro yang
telah berjalan 2 tahun belakangan di setiap perayaan Hari Jadi Bojonegoro juga
merupakan salah satu upaya pemerintah bersama seniman, sastrawan dan budayawan
Bojonegoro untuk memperkenalkan sekaligus melestarikan budaya seni dan sastra
di kalangan masyarakat dengan nuansa yang lebih merakyat.
 |
Doc. Shinta Ar |
Pengembangan
pelestarian budaya baca, seni dan sastra kiranya dapat diupayakan lebih agar
manfaatnya tidak hanya dapat dirasakan oleh warga Bojonegoro namun juga dunia.
Upaya yang dapat ditempuh pemerintah, sastrawan, seniman beserta campur tangan
masyarakat untuk mencapai tujuan tersebut
misalnya:
- 1. Pembangunan
fasilitas ruang baca secara lebih artistik dan menyeluruh (misalnya di
terminal, rumah sakit, bank dan lain-lain) desertai dengan pengadaan buku
bacaan yang lebih variatif.
- 2. Pengadaan lomba
menulis, bekerja sama dengan penerbit nasional ternama sehingga hasil karya
terbaik dari peserta dapat dibukukan dan dipasarkan secara lebih meluas
disamping digunakan sebagai arsip daerah.
- 3. Pengadaan forum
resmi yang berada di bawah bendera seni dan sastra untuk mewadahi jalinan
silaturahmi sekaligus sebagai ajang pertemuan rutin perwakilan komunitas seni
dan sastra di Bojonegoro guna berbagi pemikiran dalam melestarikan dan
mengembangkan budaya baca, seni dan sastra.
- 4. Pengadaan
festival seni Sandur Bojonegoro berskala nasional (mencontoh agenda Grebeg Suro
Ponorogo yang rutin mengagendakan festival seni tari Reog antar universitas).
- 5. Pengadaan
agenda rutin belajar seni dan sastra gratis bersama relawan seniman Bojonegoro
di alun-alun Bojonegoro setiap Minggu pagi. Misalnya belajar menggambar dan
mewarna bersama, belajar menulis cerpen, mendongeng dan sebagainya. Hasil karya
peserta kemudian dapat dipajang di mading alun-alun Bojonegoro, gedung-gedung
pemerintahan, fasilitas umum (mading bank, mading terminal, mading pasar,
mading rumah sakit dan lain-lain) agar hasil karya tersebut dapat dinikmati
masyarakat luas. Selain itu dibuka juga pelatihan seni tari gratis setiap
minggunya untuk kemudian hasil pelatihan tersebut dapat ditampilkan di
acara-acara pemerintahan.
- 5. Pelestarian
permainan tradisional dengan pengadaan agenda sekolah alam yang dapat diadakan
di lingkungan tempat tinggal dengan relawan yang berasal dari karang taruna
setempat.
- 6. Menjalin jaringan
informasi antar daerah terkait agenda-agenda nasional dan internasional yang
berhubungan dengan bidang seni dan sastra. Misalnya update mengenai lomba
ataupun event seni dan sastra sehingga pemerintah Bojonegoro dengan segenap
bentuk dukungannya dapat mengirim delegasi untuk mengikuti kegiatan tersebut.
Dengan demikian budaya seni dan sastra yang ada di Bojonegoro secara tidak
langsung akan dapat dikenal secara lebih luas, tidak hanya dalam lingkup
daerahnya saja.
 |
Sekolah Alam di Dander (Doc. Shinta Ar) |
Perkembangan
zaman memang mesti disikapi secara positif, aktif dan saling bersinergi. Dalam
upaya menduniakan budaya seni sastra yang ada di Bojonegoro, komunitas seni,
sastra dan budaya Bojonegoro juga memerlukan peran dan dukungan penuh baik dari
awak media (koran, majalah, radio dan TV lokal), masyarakat, pemerintah dan
pihak-pihak terkait. Misalnya dalam hal update informasi, memposting kegiatan
di dunia maya dan membangun jejaring sosial secara lebih mudah melalui media
internet, diperlukan peran serta komunitas Blogger Bojonegoro dan Relawan TIK
Bojonegoro beserta Dinas Kominfo. Program kegiatan yang lebih ber-nas dari DKB
bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bojonegoro untuk kemudian
dikembang wujudkan oleh komunitas seni dan sastra yang ada di Bojonegoro juga
perlu di singkronkan. Dengan terciptanya kesadaran untuk peduli, tumbuh dan
berkembang bersama, budaya seni dan sastra Bojonegoro akan lebih mudah diterima
dan mendunia. Bojonegoro MATOH!!
Semangat!!
BalasHapusSemangat!!
BalasHapusAll types of metal - titanium headers - TITanium Art
BalasHapusAll types of metal · Iron, Brass, titanium trimmer as seen on tv Lead, Lead, and titanium block Graphite · Aluminum, Aluminum, and titanium apple watch Graphite · is titanium lighter than aluminum Aluminum, and Natural · Nickel. ford escape titanium 2021
dr533 replica bags,funhandbags.ru,replica YSL,replica CHANEL,replica CHANEL,fake bags,fake bags,replica CHANEL,chanelhandbagsale ar769
BalasHapus