Rabu, 29 Agustus 2012

HIDUPLAH DAN MENANG !!!


Kawanku,
ketika seluruh rasa syukurmu raib. Ketika kau hanya bisa meringis melihat raut - raut wajah bahagia manusia di sekelilingmu. Maka ketika itulah seharusnya kau bisa. Sungguh seharusnya kau bisa lebih dari ini. Bisa lebih BANGGA PADA DIRIMU SENDIRI.

Lihatlah pada mereka yang hidupnya bahkan tanpa perlu susah menabung untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan, bahkan belum sampai kepikiran untuk inginpun sudah disediakan/ dibelikan. Lihatlah pada mereka yang bahagia dan tak pernah duka. Mungkin saja mereka tak bisa sekuat kau. Tak mengerti bagaimana itu sedih. Dan tak pernah tau usahamu untuk bangkit dari rasa sedih itu. Bagaimana kau dengan susah payah mengupayakan kebahagiaanmu untuk bangkit dan berjalan lagi bersamamu. Lihatlah bahwa semua hal yang baikpun ternyata belum tentu baik.Bukan. Bukan karena aku menyalahkan kebahagian orang. Tidak, tidak ada yang salah dengan bahagia. Yang salah hanyalah sudut pandang kita yang kadang semakin terpuruk dan merenungi nasib yang tidak bahagia. Jadi lihatlah lagi dirimu, dan bangkitlah.

Sabtu, 04 Agustus 2012

CATATAN DARI "DARU KARTIKO" UNTUKKU

Masih Tanpa Judul

oleh Daru Kartiko N pada 2 Agustus 2012 pukul 10:57 ·
Aku berdiri di sini, di sebuah tempat yang tak pernah sepi dari kumpulan anak manusia, seolah mereka tak bisa hidup tanpa adanya tempat ini. Aku menyamakan tempat ini sebagai sebuah tempat pembunuhan, pembunuh bagi anak manusia yang kurang beruntung terlahir lebih dulu. Anak manusia yang beranjak meninggalkan masa kejayaannya, semakin tersingkir mereka dari dunia yang membesarkannya karena keberadaan tempat ini. Tempat ini adalah pembunuh bagi mereka yang lebih dulu menggantungkan hidup dari jasa tukar menukar, tetapi orang-orang yang lebih pandai dari aku menyebutnya sebagai plaza atau mal. Entah apa artinya, bahkan aku pun tak tahu itu berasal dari bahasa mana.

Jam menunjukkan pukul 6 tepat ketika aku melangkah keluar meninggalkan tempat ini. Aku berjalan menuju tangga megah yang berada tepat di depan pintu masuk tempat ini. Tangga ini juga sebagai jalan utama bagi kita untuk memasuki tempat ini, tangga besar yang seolah menunjukkan keangkuhan dari tempat ini. Tangga ini terbuat dari kaca yang sangat bening dan berkilau, bahkan saking beningnya kita bisa melihat batu-batu yang menjadi fondasi tangga-tangga tersebut. Aku berhenti di anak tangga ke 4, berjalan ke arah kiri hingga mencapai ujung anak tangga tersebut. Kubuka botol minumanku, sudah tak tahan rasanya aku ingin membasahi kerongkonganku yang sudah sangat kering melebihi keringnya gurun pasir.

“Balon-Balon, Balon Nak buat mainan di rumah.”