Rabu, 29 Agustus 2012

HIDUPLAH DAN MENANG !!!


Kawanku,
ketika seluruh rasa syukurmu raib. Ketika kau hanya bisa meringis melihat raut - raut wajah bahagia manusia di sekelilingmu. Maka ketika itulah seharusnya kau bisa. Sungguh seharusnya kau bisa lebih dari ini. Bisa lebih BANGGA PADA DIRIMU SENDIRI.

Lihatlah pada mereka yang hidupnya bahkan tanpa perlu susah menabung untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan, bahkan belum sampai kepikiran untuk inginpun sudah disediakan/ dibelikan. Lihatlah pada mereka yang bahagia dan tak pernah duka. Mungkin saja mereka tak bisa sekuat kau. Tak mengerti bagaimana itu sedih. Dan tak pernah tau usahamu untuk bangkit dari rasa sedih itu. Bagaimana kau dengan susah payah mengupayakan kebahagiaanmu untuk bangkit dan berjalan lagi bersamamu. Lihatlah bahwa semua hal yang baikpun ternyata belum tentu baik.Bukan. Bukan karena aku menyalahkan kebahagian orang. Tidak, tidak ada yang salah dengan bahagia. Yang salah hanyalah sudut pandang kita yang kadang semakin terpuruk dan merenungi nasib yang tidak bahagia. Jadi lihatlah lagi dirimu, dan bangkitlah.



Kawanku, sahabatku nan bijak,
siapa bilang kau tidak berarti ? Lupakah kau adalah seorang pemenang. Coba ingat - ingat lagi berapa ribu saingan "calon manusia" yang bisa kau kalahkan dulu ? Dulu, jauh hari sebelum kau sampai di bumi yang semakin menyempit ini. Ingatkan ? Dulu itu loo, waktu kau masih jadi sperma sekecil uget2 atau bahkan lebih kecil lagi ? Iya betul yang itu. Kan waktu itu kau yang menang. MENANG LOMBA RENANG DAN LOLOS MASUK SELEKSI ALAM KEHIDUPAN. Ingat tidak betapa kau dulu begitu kuat. Bahkan diantara calon2 manusia lain yang seumuranmu dulu juga tidak sedikit yang mengundurkan diri untuk "tidak hidup" atau bahkan tidak diinginkan hidup. Miris memang. Tapi begitulah kawan, bagaimana caramu menang dan sampai ditempat ini sekarang adalah suatu keberuntungan yang tak terkira. Bagaimana kau sabar bertahan dan terus kuat hingga tiba waktumu datang. Datang di tempat ini dengan suara tangis yang berisik. Nah, sekarang sekali lagi di tempat yang berbeda dari mulamu dulu, kau mengalamai siklus yang sama. Tentang bagaimana untuk tetap bertahan ketika yang lain memilih untuk berguguran atau digugurkan. Jadi.... SEMANGAT !!!.

Kawanku, sahabatku yang adil,
bolehlah kiranya kau berharap lebih nan mustahil. Menjadi presiden di usia muda misalnya. Memang boleh, terobsesi pun boleh. Memang tidak ada yang mustahil di dunia ini. Asal dalam pengharapanmu jangan hanya sekedar kau berharap dan meratap dan bahkan mengeluh ketika seberkas manusia yang lebih mungkin menjadi presiden karena pendidikan mereka, karena harta mereka atau karena kelebihan mereka yang lain, menyilaukanmu. Manusia ditakar secara pas, tidak kurang tidak lebih. Jadi dalam pengharapanmu yang mungkin terkesan "mustahil" dimatamu hanya karena kau tidak kaya, tidak berkecukupan, tidak juga begitu pintar, harapanku adalah kau tetap SEMANGAT.

Sekali lagi lihatlah manusia-manusia itu, mereka semua sukses, kaupun juga begitu. Wanita karier itu sukses. Sukses dalam kariernya, tapi siapa tahu dengan keluarganya, sukseskah dia ? adakah waktu bahkan untuk sekedar mengecup kening buah hatinya? kan belum tentu. Ibu Rumah Tangga itu sukses. Sukses meluangkan dan mengabdikan seluruh waktunya untuk memasak, menyapu, memperhatikan anak-anaknya, dan melayani suaminya. Para pengusaha itu sukses, tapi siapa yang sangka letih tubuhnya. Berangkat pagi pulang malam begitu seterusnya. Tukang becak juga sukses, sukses menikmati waktu senggang ketika menunggu penumpang. Semua sukses itu beresiko. Setiap sukses akan menghadirkan semacam "pamrih". Waktunmu mungkin habis dalam kerja, tapi hartamu berlimpah. Waktumu mungkin banyak yang luang, tapi hartamu juga tak seberapa. Itupun kalau dihitung dari takaran HARTA lo ya, belum takaran resiko-resiko yang lain.Karena memang menjadi Sukses itu beresiko, ingin sukses masuk Surga pun beresiko, ada yang bilang sok alimlah, sok sucilah. Hadeh..., kalau nurutin "ada yang bilang" emang gak bakal ada habisnya. Gak maju2, malah mundur2.

Kawanku,
bukan karena aku mengguruimu dalam tulisanku ini. Aku hanya berbagi pikiranku, perenunganku. Menunggu pendapatmu, bukan penghakimanmu. Kawanku, kan semua itu terserah padamu. Apa artinya ucapan dan beribu nasihat kalau hatimu tak setuju. Kan tidak ada yang bisa memaksamu selain dirimu sendiri. Semuanya terserah kamu. undang2 pun melindungi pendapatmu, hak - hak asasimu. Bukankah sifat manusia itu adalah "terlalu sering membenarkan pendapatnya sendiri?". Dan jadi semuanya ini sungguh sangat manusiawi. Hanya saja kesimpulanku atas tulisanku yang aneh ini adalah :Sebaik - baiknya sukses adalah kemauan kita untuk tetap BERSYUKUR. Karena dengan bersyukur, kau telah SUKSES untuk mempertahankan hidupmu dari KRISIS MORAL dan MENTAL yang lebih mematikan dari KRISIS MONETER

Tidak ada komentar:

Posting Komentar