Sabtu, 15 November 2014

SURAMADU, SUrga RAhasia, MAgnet DUnia

Pemandangan Jembatan Suramadu menjelang senja.
(Picture taken by: Faisol Abidin)

SURAMADU. Begitu nama jembatan nasional terpanjang di Indonesia ini diperkenalkan. Sejak diresmikan pada 10 Juni 2009 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (sumber: http://plat-m.com/lombablogbpws/), Suramadu seakan menjadi gerbang yang menjembatani segala keterbatasan waktu dan tempat khususnya bagi warga masyarakat Surabaya-Madura untuk lebih mampu berkembang dalam segala sektor. Jembatan nasional inilah yang menjadi harapan baru agar kemudian terjalin hubungan simbiosis mutualisme baik antar daerah, propinsi maupun antar negara. Lantas, langkah apa saja yang perlu dilakukan demi tercapainya tujuan tersebut?

Suramadu yang merupakan sebuah nama gabungan dari Surabaya dan Madura semestinya memiliki gabungan kekuatan juga untuk berkembang. Maka dengan potensi yang dimiliki masing-masing wilayah, bukan hal yang mustahil bagi pemerintah Surabaya maupun Madura untuk menjalin kerjasama demi mewujudkan Suramadu yang lebih produktif dan bermanfaat serta tidak hanya berfungsi sebagai jalan pintas antar pulau seperti yang telah berlangsung selama ini.

Pemandangan sampah di pesisir pantai sekitar Jembatan Suramadu.
(Picture taken by: Faisol Abidin)

Pandangan mengenai Suramadu perlu diperlebar dengan segala kemungkinan yang mampu diwujudkan. Selama ini, pemanfaatan lingkungan sekitar kawasan Suramadu seakan kurang mendapat perhatian lebih sehingga jembatan ini tampak berdiri indah nan kokoh tanpa dibarengi dengan pemandangan sekitar pesisir pantai yang bersih dan indah pula. Hal inilah yang kemudian perlu mendapat tanggapan khusus yaitu dengan membangun daerah kawasan pesisir pantai yang lebih bersih, indah dan produktif, baik kawasan pesisir pantai yang  ada di Madura maupun Surabaya. Kedepannya, diharapkan daerah-daerah pesisir ini dapat dikembangkan menjadi lokasi-lokasi wisata bahari mencontoh Wisata Bahari Lamongan (WBL) yang telah terlebih dahulu ada dan berkembang. Bayangkan saja misalnya wisata bahari ini kemudian berada di 2 lokasi berbeda namun tetap dalam bentuk satu paket (mencontoh lokasi Jatim Park 1 dan 2) yaitu terletak di Surabaya dan Madura. Sebut saja misalnya wisata ini dengan “Suramadu Park” yang mana salah satu fasilitas permainan yang ada untuk dapat mencapai antar lokasi adalah dengan menggunakan atau bahkan dengan memanfaatkan sepeda udara seperti yang ada di (BNS) dengan panorama khas laut dan lintasan Selat Madura serta Jembatan Suramadu tentu saja.

Suramadu memiliki potensi wisata bahari yang mengagumkan.
(Picture taken by: Faisol Abidin)

Mengembangakan potensi wisata daerah pesisir pantai disekitar Suramadu dirasa cukup menjanjikan. Hal ini dikarenakan lokasi Suramadu sendiri terketak di daerah padat penduduk khususnya untuk wilayah Surabaya yang notabene masyarakatnya merupakan pekerja aktif yang senantiasa sibuk. Selain itu, Surabaya sendiri merupakan kota besar yang memiliki tempat transit besar seperti bandara Juanda maupun terminal Bungurasih. Diharapkan dengan adanya pembangunan wisata bahari di daerah sekitar Suramadu, dapat menjadi daya tarik tersendiri baik bagi perkerja aktif yang memerlukan tempat refreshing dengan jangkauan dekat dan juga sebagai tempat singgah bagi wisatawan yang sejenak transit di Surabaya.

Bagaimana dengan Madura? Karena pembangunan tempat wisata bahari ini melibatkan wilayah Surabaya dan Madura, maka secara tidak langsung masyarakat akan turut dapat mengunjungi Madura sebagai tujuan wisata berikutnya. Untuk mengurangi kesan mainstream dan sekaligus menjadi pembeda dengan tempat wisata lain, wilayah Madura dapat mengembangakan daerah wisatanya dengan membuka rangkaian paket Tour de Madura dengan estimasi waktu tertentu.

Tour de Madura adalah salah satu cara memperkenalkan potensi-potensi yang ada di Madura dengan tawaran mengunjungi berbagai wilayah yang ada di Madura dimana setiap wilayah memiliki ciri khas khusus yang dapat diperkenalkan kepada wisatawan. Paket tour ini misalnya dapat dibuka mulai dari estimasi perjalanan maksimal 3 hari hingga 1 minggu lengkap dengan biaya penginapan dan segala fasilitas transportasi dan tour guide asli warga Madura. Beberapa hal yang dapat dikembangkan sebagai potensi wisata dalam rangkaian Tour de Madura selain mengunjungi situs-situs peninggalan sejarah yang ada di Madura, antara lain adalah :

  1. Lahan percontohan untuk pengembangan peternakan sapi karapan khas Madura. Selain dapat memperkenalkan cara beternak sapi khas Madura, masyarakat Madura di kawasan ini juga dapat memperkenalkan berbagai  macam produk olahan daging sapi dengan berbagai inovasi. Salah satu yang paling tenar adalah daging sapi yang dioalah menjadi sate. Sate ini dapat dikembangkan misalnya dengan berbagai varian rasa sate mulai dari rasa keju, balado dan sebagainya.
  1. Lahan percontohan untuk pengembangan budidaya bebek khas Madura. Selain dapat memperkenalkan cara budidaya bebek khas Madura, masyarakat Madura di kawasan ini juga dapat memperkenalkan berbagai  macam produk olahan daging bebek dengan berbagai inovasi.
  1. Lahan percontohan untuk pengembangan tambak garam khas Madura.
  2. Lahan percontohan untuk pengembangan hutan bakau dan dermaga khusus tempat pelelangan ikan masyarakat Madura.
  3. Lahan percontohan untuk pengembangan ladang jagung khas Madura. Selain dapat memperkenalkan cara bercocok tanam jagung khas Madura, masyarakat Madura di kawasan ini juga dapat memperkenalkan berbagai  macam produk olahan jagung dengan berbagai inovasi.
  1. Madura Center adalah wadah bagi wisatawan untuk dapat mengenal dan mempelajari budaya dan kesenian asli Madura. Beberapa hal yang dapat diperkenalkan di Madura Center misalnya adalah :
    1. Program belajar bahasa asli Madura yang merupakan salah satu bahasa asli Indonesia. Hal ini mengutip tradisi Kampung Inggris yang ada di kawasan Pare, Kediri.
    2. Program belajar seni batik khas Madura dengan berbagai motif semisal motif batik karapan sapi, motif jagung, motif bebek dan lain-lain.
    3. Program belajar kesenian asli Madura mulai dari seni tari atau bahkan lagu daerah Madura.
    4. Museum Madura dengan bentuk rumah adat Madura yang menyuguhkan ke khas-an Madura mulai dari pakaian daerah, celurit sebagai senjata asli masyarakat Madura dan berbagai jenis kekhasan Madura yang lain.
Tour de Madura dapat pula disajikan dalam bentuk mini yang nantinya dapat dikunjungi di Suramadu Park untuk wilayah Madura. Dari beberapa ide yang ada, maka muncul tanggung jawab besar bagi masyarakat Madura untuk memperkenalkan produk-produknya di kancah dunia. Souvenir khas berupa parcel asli Madura mungkin dapat mulai diperkenalkan dalam bentuk paket berisi garam, panggang bebek, batik, keripik sermier dan oleh-oleh khas Madura yang lain sebagai salah satu upaya memasarkan dan sekaligus memperkenalkan produk asli Madura. Bantuan jarkom (jaringan komunikasi), pemanfaatan sosial media dan promosi melalui internet juga menjadi tanggung jawab bersama pegiat teknologi informasi khususnya generasi muda Madura dibantu dengan masyarakat umum.

Pemandangan Jembatan Suramadu di malam hari.
(Picture taken by: Faisol Abidin)

Suramadu di masa mendatang diharapkan akan dapat semakin membuka jalan bagi kemajuan bersama dengan adanya usaha oleh-oleh kerajinan tangan berupa miniatur jembatan Suramadu dan berbagai macam produk hasta karya pun home industri lainnya. Berbagai festival seni pertunjukkan sekiranya dapat dihelat pada malam puncak ulang tahun Suramadu yang diharapkan dapat diperingati dengan berbagai rangkaian seni, sastra dan budaya baik yang ada di Surabaya, Madura atau terlebih wilayah Jawa Timur. Dalam rangkaiannya, prosesi sedekah bumi kiranya juga dapat diagendakan setiap tanggal 10 Juni.

Semoga kemudian Madura dapat berkembang pesat menjadi Balinya Jawa Timur atau bahkan semakin mendunia dengan sebutan Maduranya Indonesia. 

2 komentar:

  1. Membaca tulisan Bu Shinta rasanya seperti bersenandung. Hoik sekali. Saya juga suka dengan ususlan-usulan Bu Shinta. Memang ya, jembatan itu bukan sekadar wot. Bukan sekadar sesuatu untuk menyebarang saja. Kapan-kapan saya bisa ketemu ya. Sumpah ini perlu diobrolkan. Saya sekarang bekerja sebagai supplier benda-benda antik untuk kebutuhan pariwisata di daerah-daerah terpencil, dan sekarang sedang tertarik dengan jembatan Suramadu. Mungkin kita bisa bekerja sama. Tapi saya mau rundingan dengan istri dulu. Dia lagi agak rewel dan suka mbentak-mbentak akhir-akhir ini... Eh, kata kemudian yang banyak sekali di tulisan Bu Shinta ini, kok kedengaran gimana gitu ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimaksih sudah mampir pak mas Tohir, semoga lain kali bisa berjumpa, berbicara dan berbagi ide. Wah iya, sepertinya saya terlalu hobi menggunakan kata "kemudian" ya? :D

      Hapus