Selasa, 02 Desember 2014

My 22nd Year's Old


Crazy Little Thing Called STRES! :D :p

"Hidup memberimu hidup beserta semerbak nafas yang kau laju perlahan. Hidup pula yang turut mengundang makna mereka untuk datang mengisi setiap relung dalam batinmu, kemudian menaut lagi terpatri hingga mati." 
-Shinta Ar- 

Usia saya 22 tahun sejak 16 November tahun ini. Ada selip sedih dan kecamuk takut yang menghebat pada masa peralihan ini. Harus bagaimana? Akan jadi apa? Akan berbuat apa besok? Dan sebegitu seterus yang saya ingat. Merisaukan sejengkal jiwa kawula yang tidak lagi berstatus mahasiswa, untuk menikah rasanya terlalu muda dan apalagi hidup menghirup rona pandang sejuta tempat wisata..ah, rasanya ingin sekali, pergi kesana sini, tapi kemudian berbalik realistis, saya sudah bukan saatnya menjadi beban orang tua. Apakah saya bekerja? Saat ini, YA!! Tapi gaji bukan untuk cukup hidup hari ini saja kan? Sekalipun uang mudah hinggap, juga bukan kemudian jadi alasan untuk sembarang dilepaskan. 

Mimpi saya, saya ingin lanjut S2, mencari beasiswa. Diam. Sejenak terpaku lagi melihat status akreditasi tempat menimba ilmu saya dulu yang "belum seberapa". Masih sambil menanti keajaiban dan rasa yakin berburu beasiswa, saya berpikir lagi. Saya ingin lanjut S2, dengan uang menggelembung di tabungan saya.. baiklah.. regristasi awal dan 1-2 semester itu masih cukup.. lantas? Dan seterusnya dan seterusnya? Tahu tidak, sebenarnya saya juga masih belum tahu apa yang akan saya lakukan berikutnya dengan gelar S2. Yang pasti, saya ingin lanjut S2.

Saya menyukai pekerjaan saya dan segala keajaiban yang telah dihantarkan Allah didalamnya. Tapi hidup harus berlanjut. Saya perlu sesuatu yang lebih untuk mencapai jenjang S2 dengan biaya mandiri termasuk biaya hidup dan segala tetek bengeknya. Mama, Papa saya masih mampu, tapi saya yang lantas malu. Bekal S1 dan segenapnya cukup dan teramat berlebihan bagi saya. Hidup saya selanjutnya adalah biar hanya bergantung pada apa yang saya upayakan sendiri. 

Make A Wish

Usia ke-22.
Allah, saya berdo'a semoga segala mudah, syukur dan berkah selalu menghinggapi rajut nasib saya. Masih banyak saudara saya yang mungkin memiliki bayangan masa depan yang lebih "mengambang" dari saya. Saya bersyukur untuk setidaknya saya tahu saya akan "menikah" dengan siapa, melanjutkan hidup di kota mana dan bagaimana seterusnya. Saya hanya masih menyimpan rapat segala rencana. Takut Allah murka untuk aturanNya yang lancang terlebih dahulu saya atur. Jadi, saya menyulam pelan-pelan, sambil bersyukur, sambil mencari jalan. Sekali lagi.. Bismillah..


Seperti biasa..
Upacara pergantian usia selalu berselimut do'a baik nan tulus dari banyak rekan, keluarga dan pasangan. Saya bahagia? Tentu saja. Bahagia sekedarnya saja. Takut terlalu kecewa akan mereka yang mungkin tidak sempat mengingat hari bahagia saya.


Rekha Finazis, rekan sebangku SMA saya adalah yang paling awal memberikan ucapan, diikuti kakak angkat laki-laki saya Mas Danial Ar, Mas Tohir, Kiki adik tiri nun baik hati, Mbak Rizky mbak saya yang berhati mulia, Jenk Lely saudara kembar yang terpisah ruang tapi selalu sayang sekalipun dalam maya, Daru si drama king, Maksum dan Fifi saudaraku yang susah saya sebut seberapa baik dan berartinya mereka bagi saya, "beberapa rekan yang berpura-pura lupa dan sedang merencakanan sesuatu" dan tentu saja Jati Nurjayanti. Rekan karib yang satu ini selalu saja memberi hadiah spesial di moment-moment spesial saya. Jati memang cantik. Cantik luar dalam.

Kado dari Jati

10 hari kemudian..

26 November 2014, Rumah Baca.
Saya baru saja selesai mandi, membilas rambut saya dengan shampo dan terburu mengikuti arisan buku di Rumah Baca ketika hujan deras mengguyur disepertiga jalan terakhir. Terlanjur basah, saya terobos saja hujan yang menyergap pakaian yang baru saja saya ganti. Acara arisan berjalan seperti biasa. Membahas, mengulas, mengundi giliran dan usai.


Keluarga-Ku

Kue ulang tahun dan lilin..
Saya terkejut..
Terang saja.
Ini sudah sepuluh hari lewat..
Baiklah, prosesi berikutnya adalah tabur tepung dan parodi balas dendam. 


Ah, saya mencintai keluarga kecil saya disini. Di Rumah Baca. Saya menyukai setiap jiwa yang terakit di dalamnya. Mbk Ve, saya selalu mengagumi sosok perempuan bijaksana ini. Tidak banyak tingkah, penyayang dan sang pemerhati. Saya belum bisa memberi apapun untuknya hingga detik ini, ya karena kami sama tahu bahwa jiwa-jiwa pejuang ini memang berdana pas-pasan dan pemburu hadiah sejati. Ya kan mbk Ve? Do yo love me? You should know i love you so! 

Santos si gendut. Rekan konyol yang dikirim Allah dari planet hitam ini memang rekan saya yang awet. Sering sekali saya berbagi waktu hanya untuk sekedar menemu ide-ide gila termasuk memberi kue melon untuk ultah mbk Ve bulan Oktober lalu. Santos selalu baik dan dia akan selalu begitu.

Mandik, saya harus berbicara apa ya tentang sosok yang satu ini? Ah, sedikit saja saya beritahu anda tentang manusia kaku yang sering beradu seteru dengan saya tentang hal-hal prinsipil. Mandik memang begitu.. mungkin bawaan anak pertama ya? Atau apa? Entah. Mandik yang saya tahu, adalah sosok yang baik, tegas tapi tidak pernah kasar dan ya begitu.. "keras kepala". :p

Matoh.. ah Matoh, hampir setiap apa yang saya minta padanya, selalu ia "iya"-kan. Orang ini begitu baik, pendiam dan misterius.. jeniusnya akan ilmu buku seolah membuat ia menjadi vampir peminum darah ramuan serat buku dari berbagai judul dan merk. Hal ini membuatnya seolah menjadi zombie hidup di Rumah Baca. Tanpa pernah saya duga, satu hari selepas hari ulang tahun saya.. Matoh menuliskan sesuatu kado untuk saya. Hal ini juga baru saya sadari ketika saya iseng menengok laman blog-nya. Sebatas Menengok!

"PERAYAAN"
-Aku mengucapkan selamat ulang tahun padanya, pagi tadi, lewat pesan pendek seluler. Aku tidak mempersiapkan hadiah untuknya. Tidak pula kejutan. Bukan pula yang membayakan. Aku hanya melontarkan doa. Do’a yang wajar-wajar saja. Harap-harap keselamatan dan kebahagiaan. Untuknya.-

Olivia adikku yang manis. Kesayanganku yang satu ini, manis sekali. Manis sikap dan lakunya. Saya suka sekali memerhati cara ibadahnya yang kusyu, juga suka mendengar cerita-cerita cintanya yang unik. Saya suka ketika gadis ini bersikap apapun. Tidak ada alasan bagi kami untuk tidak jatuh cinta pada perempuan ini, Olivia adikku yang cantik! 

Mafai, Mapip, Defai, Memen, Makup, Manyik..
Mereka semua adalah segenap yang menggenapi nyawa hidup saya..
Lain kali akan saya ceritakan lagi..
Tulisan kali ini rasanya sudah panjang sekali.
Sekian.



Kado dari Rumah Baca

Selamat Ulang Tahun, Ta'.

Begitu kira-kira do'a baik dari orang-orang baik disekitar saya.
Saya sayang mereka.
Sungguh!


Kado dari Kiky

-Semoga belum terlambat mensyukuri keberadaan kalian dalam hidup-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar