Senin, 22 Desember 2014

Keluarga Nuklir #MenjagaApi


Keluargaku selaksa nuklir. Meledak dan bertambah banyak. Aku tidak hanya mempunyai sepasang orang tua tetapi dua sekaligus. Atau tiga? Ayah ibuku berpisah saat aku berusia 5 tahun, kakak lelakiku 10 tahun dan adik perempuanku 7 bulan. Hidup setelahnya adalah seperti merantau, mengadu nasib dan menyusun serpih puzzle yang terlanjur hancur. Orang tuaku, masing-masing memutuskan menikah lagi.

Ibu kandung dan ayah baruku.

Saat usiaku menginjak 8 tahun, aku tidak lagi tinggal bersama ibu seperti kedua saudaraku yang lain. Aku tinggal bersama keluarga pakde, kakak lelaki ibuku. Lengkap sudah. Perasaan haru kerap berseteru setiap kali pikiran kekanakanku muncul, merasa dunia begitu asing dan menyedihkan. Sejak saat itu aku hanya mampu bersemoga agar supaya ayah, ibu dan saudara-saudara kandungku selalu sayang aku. Semoga aku lantas tumbuh menjadi pribadi yang baik.

Saudara sepupu, putra-putri pakdeku.

Jalan yang panjang, mimpi yang semburat dan aku yang kian tumbuh. Hidup, banyak membuatku belajar akan makna syukur. Jika ditengok kembali, setidaknya aku bersyukur masih dapat menikmat makan, tidur, melanjutkan pendidikan dan menjumpa banyak perhatian dari keluarga nuklirku. 

....
Setelah 10 tahun tinggal bersama keluarga pakdeku, aku memutuskan untuk melanjutkan hidup bersama keluarga ayahku.
....

Bersama keluarga baru ayahku.

Usiaku saat ini 22 tahun, bekerja sebagai penyiar radio, tergabung dalam grup musik keroncong, aktif dalam komunitas literasi dan merangkap menjadi guru les. Tidak banyak yang tahu bahwa saat sekolah dulu aku pernah menjajakan bubur kacang hijau, makanan ringan dan buah anggur hasil panen kebun pakdeku.

Dua pasang orang tua dan sepasang lagi adalah pakde budeku. Dua saudara kandung, empat saudara tiri dan empat saudara sepupu membuat semarak garis hidupku. Akulah si musafir itu, mencari jejak cinta, berpindah induk, menemu banyak saudara. Merajut ilmu ikhlas dan lapang dada dari pedih yang kadang mematikan tapi semoga selalu menguatkan. Aku mungkin terlalu istimewa hingga perlu dididik besarkan oleh tiga pasang orang tua sekaligus. Oleh karenanya aku berdo’a semoga Allah senantiasa memudahkan segala urusan dunia akhirat keluarga nuklirku. 

2 komentar: