Senin, 02 Juni 2014

Juni Kedua

Senin pertama untuk Juni yang terik. Dan yang saya harapkan adalah hujan rerintik yang damai, menyegarkan. Selama ini rasa-rasanya saya terlalu takut mengakui perasaan saya sendiri. Mungkin juga sedang dipoles rona riang agar tiada yang perlu tahu tentang duka yang sebaiknya memang tidak perlu dibagi. Untuk apa? 

Saya sedang ingin sendiri. Mengaharap hujan yang mungkin akan jarang berbagi bersama Juni. Saya rindu setengah mati berkendara menerobos hujan, tidur beriring suara riuh tetes hujan atau merenung untuk mengenang beberapa hal manis yang terlewat bersama hujan. Seseorang itu, ingatkah? 

Ah, rupanya saya juga sedang merasai sepi. Terlalu lama melakukan segalanya yang hampir -sendiri-, membuat saya merasa tiada perlu lagi berbagi. Kebanyakan selama ini saya mendengar, sedang setiap kali bercerita, saya merasa seperti tidak sedang didengar. Bisa dibilang malah kadang merasa salah rekan untuk saya jadikan pendengar. 

Ingin sesekali saya tunjukkan betapa saya cinta, atau tentang perihal rindu yang menggebu, lewat lagu, lewat sosmed, lewat apapun agar sampai dan dimengerti. Kemudian kembali saya tanyai hati, "untuk apa?". Bahkan kalaupun dimengerti, akankah saya dapati yang saya harap sama seperti? 

Maafkan saya, hidup. Untuk rasa kurang syukur yang hilang entah kemana. 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar