Sabtu, 28 Desember 2013

JAGA TRADISI, NJONO MENARI #ExploringBojonegoro




(4)
Berbicara soal seni, adalah berbicara tentang keindahan yang dijiwai dengan hati. Pada kesempatan kali ini, saya dan rekan berkunjung ke Desa Njono, Kecamatan Temayang yang terkenal dengan Kesenian Tayubnya setelah sebelumnya kami menyempatkan mampir ke sumber mata air alami yang terletak di Desa Ngunut. Pemandangan rindang dan nuansa air yang begitu bening dan segar membuat sungai jernih ini dijadikan sebagai pasokan utama PDAM untuk wilayah Bojonegoro. 

 
Meninggalkan pengalaman seru di sumber mata air. Saya kembali takjub dengan satu lagi potensi budaya yang ada di Desa Njono. Kali ini saya bertemu dengan sosok Bapak Dasuki yang tidak lain merupakan camat sekaligus penggagas kesenian Tayub di desa tersebut.


Sejak menjabat sebagai camat pada tahun 2007 silam, Pak Dasuki lantas mendirikan paguyupan seni tayub dengan nama SANGGAR ANUGRAH yang saat ini tengah mempunyai 21 sindir dari berbagai usia mulai dari usia 12 tahun hingga usia dewasa. Berbicara soal mencari bakat pemain seninya, Pak Dasuki membuka kesempatan seluas-luasnya bagi masyarakat untuk ikut serta berlatih bersama di paguyupan seni miliknya yang juga menyajikan kesenian ketoprak dan gamelan. 


Ada pula seni membatik yang turut dikembangkan pada desa tersebut. Hal ini membuat masyarakat Desa Njono semakin mandiri dan sejahtera dengan ketrampilan yang mereka miliki.
Terlebih produk batik yang ada sudah mendapat tempat di pasaran luar negri. Sedang untuk jangkauan pentas kesenian tayub,  meski masih dalam lingkup dalam negri, namun sejauh ini Kelompok Tayub Desa Njono telah menjejalah daerah Pekanbaru, Batam dan daerah lainnya untuk menampilkan kesenian khas Bojonegoro ini. Untuk sekali pentas, biasanya kelompok tayub ini dihargai sekitar 7,5 juta – 12 juta sepaket. 


Kesenian tayub adalah tradisi budaya yang tidak hanya perlu dijaga namun juga dikembangkan dan di promosikan. Kesenian ini dapat menjadi daya tarik wisata tersendiri jika mendapat tempat pementasan yang pas seperti halnya kesenian Tari Kecak  dan Tari Bali khas Bali yang mendunia. Hanya saja selama ini akses untuk promosi masih terbatas hanya pada lingkup-lingkup tertentu.


Lain halnya bila kesenian ini mencontoh kesenian Reog Ponorogo dimana Kesenian Tayub juga mampu dikembangkan untuk dijadikan ajang lomba seni tayub antar kota, antar universitas atau mungkin antar provinsi yang mana tempat  pertunjukkannya dapat dirujuk pada lokasi wisata Bojonegoro misalnya Khayangan Api, Bendung Gerak atau tempat strategis lainnya pada acara monumental seperti acara malam puncak Grebeg Suro.

Bojonegoro Berbagi, Njono Jaga Tradisi, Tayub  Guyup Siap Beraksi! B)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar